Mengenai Saya

Foto saya
''mengucap syukurlah selalu dalam segala hal, terlebih khusus pada saat kamu mendapatkan teguran dari Tuhan...karena pada saat kamu mengalami teguran itu, berarti Allah mengasihi kamu lebih dari yang kamu tau, oleh sebab itu Ia menegur sebab teguranNya memberi tanda bahwa Ia sangat mengasihiMu''

Senin, 07 Januari 2013

Makna Iman

Pdt. Yohanes B. Mulyono:
“Iman” berasal dari kata Ibrani, aman, menunjuk pada tindakan yang memegang teguh kepada Alah. Dialah sumber keselamatan, kehidupan, berkat, dan perlindungan. Sehingga apabila kita tidak mau percaya auat “beriman” kepada Tuhan, maka kita melepaskan diri dari sumber keselamatan yang sesungguhnya.
Secara khusus, Allah menyatakan seluruh kehendak dan diriNya di dalam Tuhan Yesus. Mempercayai Yesus, berarti mengimani karya Allah yang menyelamatkan di dalam karya penebusanNya di atas kayu salib. Jadi, kita diselamatkan dengan iman kepada Kristus, karena iman itulah kita dibenarkan oleh Allah.
Makna iman atau percaya, dapat dilihat di surat Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Dari kesaksian ini, kita dapat melihat prinsip-prinsip dari makna iman atau percaya:
1. Iman dipahami sebagai dasar atau substansi yang fundamental dalam kehidupan umat manusia.
2. Iman sebagai dasar yang fundamental atas pengharapan kita kepada Allah. Sehingga pengharapan kita kepada Tuhan, tidak berpijak di atas dasar yang kosong atau pijakan yang sia-sia, tetapi berpijak kepada Allah yang hidup.
3. Iman merupakan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Ini berarti iman adalah bukti dari karya Tuhan yang memampukan kita untuk melihat rahasia keselamatan yang tidak dapat sepenuhnya dilihat oleh panca indera manusia. Itu sebabnya, Ibarni 11:3 meyatakan: “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat”.
Makna dari “percaya” atau iman, pada prinsipnya merupakan suatu tindakan yang mengamini dengan sungguh-sungguh, bahwa di balik peristiwa-peristiwa penciptaan atau kejadian-kejadian tertentu, Allah menyatakan karyaNya. Jadi, walau kita belum pernah atau tidak melihat karya Allah tersebut, kita dimampukan untuk meyakini bahwa itu bukan sekadar peristiwa kebetulan.
Tetapi timbul pertanyaan, bagaimana tindakan percaya terhadap Allah bukanlah sekadar ilusi, imaginasi atau khayalan belaka? Sebagai manusia, kita tidak hanya memiliki kesadaran intelektualitas, tetapi juga diberi karunia yakni kesadaran religius, yang memampukan kita untuk menyadari kebenaran yang melampaui pikiran dan perasaan. Melalui kesadaran religius tersebut, umat manusia berabad-abad lamanya, menyadari kehadiran dan eksistensi Allah yang mempengaruhi seluruh kehidupan mereka.
Kesadaran religius sering juga disebut mata rohani. Dengan mata rohani tersebut kita dapat melihat dan percaya, sehingga bersedia untuk menyerahkan hidup dipimpin oleh kehendak Allah. Itu sebabnya dengan iman kita mengamini firman Tuhan sebagaimana yang telah diwahyukan oleh Allah melalui para nabi dan para rasul. Secara lebih khusus lagi, kita dimampukan untuk percaya pada penyataan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian, sangatlah jelas makna “percaya” atau beriman kepada Tuhan, yaitu iman kepada Tuhan membutuhkan sikap yang tanpa syarat. Maksud sikap iman yang tanpa syarat adalah, “Walau kita tidak melihat, namun kita percaya”.

Pdt. Gilber Lumoindong

Tidak ada komentar: